Salah satu ciri pribadi unggul adalah pribadi yang berkarakter kuat. Bagaimana cara menjadi pribadi berkarakter? Mari kita ikuti penjelasan berikut ini.
Pribadi berkarakter adalah pribadi yang berbudaya, memiliki empati dan simpati, ramah, kasih sayang, amanah dan adil, renjana, amal, memiliki kecerdasan spiritual dan emosional seimbang, terbuka terhadap masukan dan ilmu pengetahuan, emosi positif, dan rasa dan kepekaan yang terus diasah. Filosofi berkarakter ini digali dari falsafah luhur dan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Berkarakter itu dapat dirinci sebagai berikut:
1. Berbudaya: mengangkat potensi budaya lokal agar diketahui khalayak umum, hingga akhirnya populer di tingkat Internasional.
2.Empati dan simpati: memiliki kepedulian tinggi kepada sesama dan lingkungan semesta, mengingat filosofi mikrokosmos dan makrokosmos, dimana pada hakikatnya manusia dan semesta adalah satu.
3. Ramah: baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, suka bergaul dan diterima baik di dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kasih Sayang: hadir untuk menumbuhkan Cintakasih pada bumi pertiwi.
Amanah, Adil: menyampaikan fakta dan temuan nyata tanpa mengandung unsur SARA [suku, adat, ras, antargolongan].
5. Renjana (passion): memiliki, mengembangkan, memaksimalkan semua potensi dan keunggulan dirinya di bidangnya masing-masing.
6. Amal (ilmu sebagai amal): berusaha berilmu sebelum beramal, memahami kaidahkepenulisan sebelum menulis ilmiah, ilmiah populer, sastra, atau genre kepenulisan lainnya.
7. Kecerdasan (ESQ): seimbang antara kecerdasan spiritual dan emosional. Ditunjang dengan pelbagai jenis kecerdasan lain, seperti; matematis, bahasa, musikal, spasial, dsb.
8. Terbuka (terhadap masukan dan ilmu pengetahuan): menerima kritik dan saran yang konstruktif atau membangun dari siapapun.
9.Emosi positif (syukur); semua karya, tulisan, pencapaian, keadaan adalah perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
10. Rasa (mengasah rasa, hati, qalbu); menumbuhkan karya dari refleksi setiap pribadi sebagai refleksi serta evaluasi kehidupan.
Menjadi pribadi berkarakter merupakan proses dinamis yang berkelanjutan, menuju rida Allah SWT, bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat kelak.
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
dr. Dito Anurogo, dokter digital/online, penulis 18 buku dan lebih dari 333 artikel dan karya ilmiah terpublikasi, sedang kuliah di S-2 IKD Biomedis FK UGM Yogyakarta. Email ditoanurogo@gmail.com
Pribadi berkarakter adalah pribadi yang berbudaya, memiliki empati dan simpati, ramah, kasih sayang, amanah dan adil, renjana, amal, memiliki kecerdasan spiritual dan emosional seimbang, terbuka terhadap masukan dan ilmu pengetahuan, emosi positif, dan rasa dan kepekaan yang terus diasah. Filosofi berkarakter ini digali dari falsafah luhur dan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Berkarakter itu dapat dirinci sebagai berikut:
1. Berbudaya: mengangkat potensi budaya lokal agar diketahui khalayak umum, hingga akhirnya populer di tingkat Internasional.
2.Empati dan simpati: memiliki kepedulian tinggi kepada sesama dan lingkungan semesta, mengingat filosofi mikrokosmos dan makrokosmos, dimana pada hakikatnya manusia dan semesta adalah satu.
3. Ramah: baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, suka bergaul dan diterima baik di dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kasih Sayang: hadir untuk menumbuhkan Cintakasih pada bumi pertiwi.
Amanah, Adil: menyampaikan fakta dan temuan nyata tanpa mengandung unsur SARA [suku, adat, ras, antargolongan].
5. Renjana (passion): memiliki, mengembangkan, memaksimalkan semua potensi dan keunggulan dirinya di bidangnya masing-masing.
6. Amal (ilmu sebagai amal): berusaha berilmu sebelum beramal, memahami kaidahkepenulisan sebelum menulis ilmiah, ilmiah populer, sastra, atau genre kepenulisan lainnya.
7. Kecerdasan (ESQ): seimbang antara kecerdasan spiritual dan emosional. Ditunjang dengan pelbagai jenis kecerdasan lain, seperti; matematis, bahasa, musikal, spasial, dsb.
8. Terbuka (terhadap masukan dan ilmu pengetahuan): menerima kritik dan saran yang konstruktif atau membangun dari siapapun.
9.Emosi positif (syukur); semua karya, tulisan, pencapaian, keadaan adalah perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
10. Rasa (mengasah rasa, hati, qalbu); menumbuhkan karya dari refleksi setiap pribadi sebagai refleksi serta evaluasi kehidupan.
Menjadi pribadi berkarakter merupakan proses dinamis yang berkelanjutan, menuju rida Allah SWT, bukan hanya di dunia melainkan juga di akhirat kelak.
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
dr. Dito Anurogo, dokter digital/online, penulis 18 buku dan lebih dari 333 artikel dan karya ilmiah terpublikasi, sedang kuliah di S-2 IKD Biomedis FK UGM Yogyakarta. Email ditoanurogo@gmail.com
Blogger Comment
Facebook Comment